Ragam Bahaya Mengonsumsi Gorengan dan Cara Mudah Menyiasatinya!

Siapa yang bisa menolak lezatnya gorengan? Jajanan favorit masyarakat Indonesia ini tak hanya terasa gurih, renyah, dan enak, namun juga mudah ditemukan. Hal ini tak sedikit membuat penikmatnya lupa diri, padahal ada beragam risiko kesehatan yang ditimbulkan bila mengonsumsinya melebihi batas wajar.

Namun, apakah benar bila segala jenis makanan yang digoreng sudah pasti mendapatkan predikat tidak sehat? Agar kamu tidak sembarangan menebak-nebak, mari simak dahulu beberapa fakta makanan yang melalui proses penggorengan di bawah ini!

3 Bahaya Menyantap Gorengan Secara Berlebihan

Sebelum menikmati sajian gorengan dalam porsi berlebihan, ada baiknya kamu pertimbangkan dahulu karena dapat menimbulkan ragam risiko bagi kesehatanmu. Apa saja?

1. Tinggi Lemak Jahat (Trans)
Trans fat alias lemak trans merupakan jenis lemak yang dihasilkan dari industri dan melalui proses hidgrogenasi yang sengaja ditambahkan oleh produsen.

Proses ini mengubah struktur kimiawi lemak, membuatnya lebih sulit dicerna oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi pada makanan yang digoreng pada suhu sangat tinggi sehingga mengandung lemak trans. Akibatnya, berbagai efek buruk kesehatan tak dapat dihindari. Misalnya lemak jahat sering dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes, kanker, hingga penyakit jantung.

2. Mengandung Banyak Kalori
Bila dibandingkan dengan metode memasak lainnya, seperti menumis ataupun memanggang, teknik menggoreng makanan dinilai jauh lebih tidak sehat dan menyumbang banyak kalori sehingga dapat memicu obesitas.

Sebagai contoh, biasanya makanan yang digoreng akan dilapisi tepung terlebih dahulu. Nah, ketika makanan dicelupkan ke dalam penggorengan, sajian tersebut akan kehilangan banyak air dan menyerap minyak dalam takaran yang lebih banyak ke dalamnya. Inilah yang membuat makanan yang digoreng cenderung memiliki kalori lebih tinggi.

Lebih jelasnya, menurut sebuah studi, kentang dengan berat 100 gram yang disajikan dengan cara dipanggang hanya mengandung sekitar 90 kalori. Berbeda dengan kentang yang digoreng karena bisa memuat hingga 300 kalori dan 20 gram lemak per sajiannya.

3. Meningkatkan Ragam Penyakit Kronis

Mengonsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan memiliki risiko tersendiri. Beberapa di antaranya sering dihubungkan dengan efek samping seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit pembuluh darah, dan meningkatkan risiko sakit jantung.

Konsumsi Gorengan Boleh-boleh Saja, Asalkan….

Meski gorengan kerap dicap sebagai hidangan yang buruk, bukan berarti kamu tidak boleh menikmatinya sama sekali. Jika sedang ngidam, kamu tetap boleh mengonsumsinya dengan catatan dapat mengendalikan diri serta mempraktekkan beberapa tips berikut ini:

1. Pilihan Minyak Sehat
Salah satu faktor yang menentukan kualitas gorengan adalah pilihan minyak goreng. Upayakan agar minyak goreng yang kamu gunakan sehari-hari memiliki kandungan trans fat yang lebih sedikit sehingga aman untuk dikonsumsi sehari-hari.

Misalnya dengan minyak bekatul (rice bran oil) dari Oryza Grace. Rice bran oil adalah minyak dari serbuk halus yang melapisi bulir beras dalam biji padi. Minyak yang diproduksi dari Thailand ini mengandung 47 persen lemak tidak jenuh tunggal, 33 persen lemak tidak jenuh ganda, dan 20 persen lemak jenuh sehingga tergolong aman untuk kesehatan tubuhmu.

2. Perhatikan Durasi Pemakaian Minyak

Semakin sering minyak digunakan, semakin banyak pula kandungan senyawa berbahaya yang dapat merusak kesehatanmu. Apalagi bila minyak goreng digunakan berulang kali hingga warnanya berubah menjadi cokelat pekat. Sebaiknya, minyak goreng tidak digunakan lebih dari 2 kali guna menghindarkan risiko penyakit kronis.

3. Cermati Proses Penggorengan yang Benar

Hindari untuk menggoreng makanan terlalu lama. Hal ini tidak hanya dapat menurunkan nutrisi dalam makanan, namun juga dapat berbahaya bagi kesehatanmu. Sebagai saran tambahan, perhatikan juga suhu saat menggoreng makanan. Lebih disarankan, makanan digoreng dalam suhu 180°C supaya minyak tidak terlalu banyak mengendap dalam pori-pori makanan.

Adapun cara mudah yang dapat diterapkan untuk meminimalisir proses menggoreng makanan adalah dengan memanggang makanan menggunakan oven. Trik ini terbilang efektif, karena mampu membuat makanan terasa renyah hanya dengan menggunakan sedikit minyak atau tanpa minyak sama sekali.

Caranya, kamu hanya perlu memanggangnya dalam temperatur tidak lebih dari 230 °C. Mudah, kan?

Guna menunjang kesehatanmu, sebaiknya setelah menyantap lezatnya gorengan, imbangi juga dengan konsumsi air putih minimal 8 gelas per harinya dan olahraga teratur. Karena perlu diingat, makanan yang digoreng tetap menyumbang kalori lebih tinggi dibandingkan olahan makanan lainnya.